Rabu, 08 Desember 2010

Materi & Eksistensi dari Kolaborasi China-Hollywood

Dominasi Hollywood di kancah perfilman telah menimbulkan keresahan di kalangan sineas dunia. Film-film alternatif tentu diharapkan sebagai tandingan. Munculnya film-film Cina di pasar global menjadi angin segar. Dengan demikian, pasar akan kembali aktif sehingga industri film akan mengalami progresivitas.



Adegan-adegan kungfu khas Cina dianggap sebagai komoditas yang sangat menjual. Hollywood melihat peluang bisnis ini lantas menggaet Cina untuk bekerja sama dalam pembuatan berbagai film laga. Banyak aktor Cina yang bermain di film Hollywood seperti Jet Li, Bruce Lee, dan Jackie Chan. Bahkan aktris Cina seperti Lucy Liu pun tak luput dari bidikan para produser Hollywood. Lucy Liu bersama dua aktris populer Hollywood yaitu Drew Barrymore dan Cameron Diaz dipercaya sebagai pemeran utama dalam film Charlie’s Angels (2000, 2003).



Pembahasan tentang film Cina yang sukses menembus Hollywood tentu tak dapat dipisahkan dari film Crouching Tiger, Hidden Dragon (2000). Film arahan sutradara Taiwan, Ang Lee, itu berhasil menembus ajang paling bergengsi di kancah perfilman dunia. Film ini merupakan film berbahasa asing pertama yang meraih sepuluh nominasi Oscar sekaligus film Asia pertama yang meraih nominasi Film Terbaik. Film yang dibintangi Chow Yun-Fat itu bahkan meraih empat piala Oscar untuk kategori Film Berbahasa Asing, Pengarahan Seni, Sinematografi, dan Musik Orisinal. Reuters menyebut kesuksesan Crouching Tiger, Hidden Dragon itu sebagai tanda awal penerimaan film Asia di Amerika Serikat.



Sebelumnya, warga Amerika Serikat pada umumnya kurang menyukai film berbahasa asing tetapi film berbahasa Mandarin itu justru bercokol di deretan box office. Film ini merupakan film berbahasa asing terlaris dengan mendekati nilai US$ 100 juta di box office Amerika Utara. Film Cina lainnya, Avatar (2009), bahkan berhasil menggeser Titanic (1997) sebagai film terlaris sepanjang masa. Pendapatan total dari seluruh negara untuk film karya James Cameron itu mencapai US$ 1,859 miliar pada penjualan Senin 25 Januari 2010, mengalahkan pendapatan total Titanic senilai US$ 1,843 miliar pada periode 1997-1998.



Kolaborasi dengan Hollywood tentu menghasilkan banyak keuntungan materi dan eksistensi. Namun percampuran budaya dengan barat itu tak luput dari konsekuensi. Kehadiran film Cina secara global menimbulkan ambiguitas identitas. Dalam artikel berjudul Transnational China and Hollywood-ized Chineseness: interventions and discontents, Kin-Yan Szeto memaparkan bahwa identitas Cina masih tertutup bayang-bayang Hollywood. Pemahaman tentang kungfu, yang jelas-jelas asli Cina, justru berasal dari perspektif barat. Hal ini lah yang kerap dikhawatirkan dari sebuah film transnasional.



Kekhawatiran itu terlalu berlebihan. Saya berharap banyak pada film-film Cina. Propaganda Hollywood harus mendapat tandingan yang sepadan. Film IP Man 2 (2010) menyerang Amerika Serikat secara terang-terangan. Dalam film tersebut, petinju Amerika dikisahkan sangat biadab dan kerap melecehkan seni bela diri Cina. Kalau bukan Cina, siapa lagi yang berani?




Sebuah ulasan dari artikel berjudul Transnational China and Hollywood-ized Chineseness: interventions and discontents, terarsip dalam http://www.ejumpcut.org/currentissue/SzetoChina/index.html

Referensi tambahan:

http://www.disctarra.com/main/main_news_info.aspx?nid=4335

http://www.antaranews.com/berita/1264547712/avatar-film-terlaris-sepanjang-masa

0 komentar:

Posting Komentar

Materi & Eksistensi dari Kolaborasi China-Hollywood

| |

Dominasi Hollywood di kancah perfilman telah menimbulkan keresahan di kalangan sineas dunia. Film-film alternatif tentu diharapkan sebagai tandingan. Munculnya film-film Cina di pasar global menjadi angin segar. Dengan demikian, pasar akan kembali aktif sehingga industri film akan mengalami progresivitas.



Adegan-adegan kungfu khas Cina dianggap sebagai komoditas yang sangat menjual. Hollywood melihat peluang bisnis ini lantas menggaet Cina untuk bekerja sama dalam pembuatan berbagai film laga. Banyak aktor Cina yang bermain di film Hollywood seperti Jet Li, Bruce Lee, dan Jackie Chan. Bahkan aktris Cina seperti Lucy Liu pun tak luput dari bidikan para produser Hollywood. Lucy Liu bersama dua aktris populer Hollywood yaitu Drew Barrymore dan Cameron Diaz dipercaya sebagai pemeran utama dalam film Charlie’s Angels (2000, 2003).



Pembahasan tentang film Cina yang sukses menembus Hollywood tentu tak dapat dipisahkan dari film Crouching Tiger, Hidden Dragon (2000). Film arahan sutradara Taiwan, Ang Lee, itu berhasil menembus ajang paling bergengsi di kancah perfilman dunia. Film ini merupakan film berbahasa asing pertama yang meraih sepuluh nominasi Oscar sekaligus film Asia pertama yang meraih nominasi Film Terbaik. Film yang dibintangi Chow Yun-Fat itu bahkan meraih empat piala Oscar untuk kategori Film Berbahasa Asing, Pengarahan Seni, Sinematografi, dan Musik Orisinal. Reuters menyebut kesuksesan Crouching Tiger, Hidden Dragon itu sebagai tanda awal penerimaan film Asia di Amerika Serikat.



Sebelumnya, warga Amerika Serikat pada umumnya kurang menyukai film berbahasa asing tetapi film berbahasa Mandarin itu justru bercokol di deretan box office. Film ini merupakan film berbahasa asing terlaris dengan mendekati nilai US$ 100 juta di box office Amerika Utara. Film Cina lainnya, Avatar (2009), bahkan berhasil menggeser Titanic (1997) sebagai film terlaris sepanjang masa. Pendapatan total dari seluruh negara untuk film karya James Cameron itu mencapai US$ 1,859 miliar pada penjualan Senin 25 Januari 2010, mengalahkan pendapatan total Titanic senilai US$ 1,843 miliar pada periode 1997-1998.



Kolaborasi dengan Hollywood tentu menghasilkan banyak keuntungan materi dan eksistensi. Namun percampuran budaya dengan barat itu tak luput dari konsekuensi. Kehadiran film Cina secara global menimbulkan ambiguitas identitas. Dalam artikel berjudul Transnational China and Hollywood-ized Chineseness: interventions and discontents, Kin-Yan Szeto memaparkan bahwa identitas Cina masih tertutup bayang-bayang Hollywood. Pemahaman tentang kungfu, yang jelas-jelas asli Cina, justru berasal dari perspektif barat. Hal ini lah yang kerap dikhawatirkan dari sebuah film transnasional.



Kekhawatiran itu terlalu berlebihan. Saya berharap banyak pada film-film Cina. Propaganda Hollywood harus mendapat tandingan yang sepadan. Film IP Man 2 (2010) menyerang Amerika Serikat secara terang-terangan. Dalam film tersebut, petinju Amerika dikisahkan sangat biadab dan kerap melecehkan seni bela diri Cina. Kalau bukan Cina, siapa lagi yang berani?




Sebuah ulasan dari artikel berjudul Transnational China and Hollywood-ized Chineseness: interventions and discontents, terarsip dalam http://www.ejumpcut.org/currentissue/SzetoChina/index.html

Referensi tambahan:

http://www.disctarra.com/main/main_news_info.aspx?nid=4335

http://www.antaranews.com/berita/1264547712/avatar-film-terlaris-sepanjang-masa

0 komentar:

Posting Komentar